Monday, February 22, 2016
Tingkatkan Kualitas Safe Sex, Ilmuwan Bikin Kondom dari Rumput
Meski berfungsi sebagai 'pengaman', banyak pria enggan menggunakan kondom saat berhubungan karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Namun inovasi ini mungkin akan mengubah pendapat mereka.
Sekelompok peneliti dari University of Queensland baru saja berhasil menciptakan bahan kondom super tipis yang terbuat dari kombinasi antara lateks (karet khusus bahan utama kondom) dengan tanaman rumput, tepatnya spinifex grass
Spinifex grass sendiri tidak ditemukan sembarangan, namun merupakan jenis tanaman asli yang tumbuh di sebuah kawasan gurun bernama Outback di Australia.
Jadi mereka mengambil serat nanoselulora dari rumput ini, kemudian menambahkannya dengan lateks, untuk menjadikannya bahan kondom setipis rambut manusia namun lebih kuat dari kondom biasa.
"Potensi utama dari nanoselulosa itu adalah nano-additive mereka yang bersifat fleksibel, jadi kami dapat menciptakan membran yang lebih tipis namun lebih kuat, dan juga fleksibel," ungkap ketua tim peneliti, Prof Darren Martin seperti dikutip dari Telegraph.
Bahan kondom yang dimaksud sudah berhasil dikembangkan tim peneliti dari Institute for Bioengineering and Nanotechnology itu sejak akhir 2015 lalu. Ketebalannya hanya 45 mikron atau nyaris setipis rambut manusia.
Mereka juga telah melakukan serangkaian tes untuk membuktikan efektivitas bahan kondom ini, dan hasilnya sesuai harapan. Bahkan kemampuan kondom dengan bahan ini terbukti mampu mengungguli kondom dari lateks pada umumnya.
"Lewat tes khusus terbukti, bahan kondom bikinan kami dapat menahan tekanan 20 persen lebih dan volume sebesar 40 persen dibandingkan sampel kondom lateks biasa," jelas Martin.
Martin menambahkan, dengan sedikit modifikasi, timnya mengklaim dapat menciptakan bahan karet yang 30 persen lebih tipis tetapi masih memenuhi standar kondom.
Di sisi lain, Martin berharap dengan bahan karet yang lebih tipis, penggunaan kondom menjadi semakin meningkat, termasuk untuk mencegah penyebaran HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
Tak hanya itu, Martin juga ingin menjadikan bahan karet temuannya untuk membuat sarung tangan yang lebih tipis bagi para dokter bedah. "Sarung tangan yang lebih tipis diharapkan akan memberikan sensasi yang lebih besar sekaligus mengurangi risiko kelelahan tangan saat operasi dilaksanakan," urainya.
Martin bahkan percaya, penggunaan bahan kondom buatannya akan menggeser lateks yang dikenal menguras banyak biaya untuk memproduksi kondom.
Sementara ini, Guinness World Records mengukuhkan kondom bernama AONI buatan Guangzhou Daming United Rubber Products, China sebagai yang tertipis di dunia.
"Pemegang rekor sebelumnya adalah kondom bermerk Okamoto buatan Jepang. Kondom tersebut memiliki ketebalan sebesar 0,038 mm. Sedangkan kondom AONI ini berukuran 0,036 mm," tandas Charles Warton dari Guinness World Record kantor cabang China beberapa waktu lalu.
Selain Okamoto, kondom paling tipis buatan Jepang adalah 'Sagami Original 0.01'. Kondom ini hanya memiliki ketebalan 0,01 mm atau lebih tipis dari rambut manusia yang rata-rata tebalnya sekitar 0,06 mm.
Sumber
No comments:
Write comments